17-02-2025 | M. Khawariz Andaristiyan
Pernahkan kalian mendengar nama The Very Large Telescope (VLT), The Extremely Large Telescope (ELT), bahkan The Overwhelmingly Large Telescope (OWL)? Kira-kira, kenapa para astronom memberikan nama seperti itu ya? Apakah para astronom sedang bercanda? Memangnya, seberapa besar sih teleskop-teleskop tersebut? Yuk, coba kita telusuri…
09-02-2025 | Muhammad Fadhlan Dhafin H.
Planet Venus menjadi objek paling terang ke-3 di langit setelah Matahari dan Bulan. Planet ini sering terlihat di langit pagi menjelang Matahari terbit atau sore menjelang Matahari terbenam sehingga dijuluki sebagai “Bintang Fajar.” Kecerlangan Venus yang sangat terang membuatnya mudah diamati menggunakan mata telanjang.
24-01-2025 | Karyssa Tetiani Agusta
“... I saw, with inexpressible astonishment, a radiant star of extraordinary magnitude. Struck with surprise, I could hardly believe my eyes… ” - Astronom Tycho Brahe. Pada suatu malam, hampir lima abad yang lalu, sebuah bintang seketika bersinar sangat terang di dekat zenit, di rasi bintang Cassiopeia. Astronom Tycho Brahe menyebutnya sebagai nova, sebuah kata dari bahasa Latin yang berarti “baru”. Beberapa “bintang baru” yang bersinar jauh lebih terang ini lalu dikenal sebagai supernova. Kini, kita tahu hal yang sama telah terjadi beberapa abad yang lalu dan beberapa abad setelahnya. Setidaknya di Bima Sakti, fenomena ini tampaknya hanya berlangsung sekitar setiap lima puluh tahun sekali. Apakah bintang baru benar-benar bisa dengan seketika muncul? Apa sebenarnya supernova itu?
18-01-2025 | Muhammad Fadhlan Dhafin H.
Alam semesta kita yang luas ini dipenuhi oleh berbagai benda langit dengan berbagai ukuran. Mulai dari planet dan bulannya yang berukuran kecil, bintang-bintang, hingga objek dengan ukuran yang sangat besar seperti galaksi dan nebula. Nebula sendiri merupakan salah satu objek yang cukup populer karena keindahan bentuk dan warnanya.
18-01-2025 | Muhammad Fadhlan Dhafin H.
Jika kita memikirkan bidang ilmu pengetahuan yang membahas tentang antariksa, astronomi mungkin menjadi jawaban yang pertama. Namun, ternyata astronomi tidaklah sendirian dalam mempelajari antariksa yang luas ini. Mari berkenalan dengan astronautika, salah satu cabang ilmu pengetahuan dari teknik dirgantara (aerospace engineering) yang keilmuannya sangat dekat dengan astronomi.
11-01-2025 | Luthfiana Sutarjo
Bintang kecil di langit yang biru, Amat banyak menghias angkasa Eits, memangnya bintang muncul di langit yang biru? Bukannya bintang muncul pada saat langit malam yang gelap? Kalau langit berwarna biru, berarti siang, dong. Hmmm… memangnya ada ya bintang yang terlihat di siang hari?
04-01-2025 | Gita Nur Ajizah
Sebagian besar dari kita pasti pernah mengalami situasi ketika keluar dari rumah dan mendapati langit malam sangat cerah dengan Bulan yang bersinar dengan cantiknya. Seketika, kita reflek mencoba mengabadikan pemandangan indah ini melalui kamera ponsel. Namun, seringkali hasilnya tidak sesuai dengan apa yang terlihat melalui mata kita, seperti Bulan jadi terlihat lebih kecil, buram, dan tidak secantik aslinya.
22-12-2024 | Lintang Arian Semesta
Kita telah mengetahui bahwa bintang-bintang di alam semesta mengalami masa hidup seperti makhluk hidup di Bumi. Bintang yang dilahirkan akan ‘mati’ ketika telah mencapai akhir hidupnya. Lantas, bagaimana nasib bintang-bintang yang telah mati ini? Apakah mereka menghilang ataukah mereka mengambang dan berkelana menjadi objek baru di ruang angkasa yang dingin?
08-12-2024 | Muhammad Fadhlan Dhafin H.
Ketika kita melihat langit malam yang cerah penuh dengan bintang, mudah untuk menganggap bahwa langit malam yang kita lihat sebagian besar hanya tersusun oleh bintang. Namun, di balik gemerlap cahayanya, terdapat ruang kosong yang tidak benar-benar kosong di antara bintang-bintang tersebut...
21-11-2024 | Muhammad Fadhlan Dhafin H.
Bintang merupakan salah satu objek yang paling banyak ditemukan di alam semesta kita. Dengan jumlahnya yang banyak tersebut, beberapa jenis bintang tentu memiliki keunikan tersendiri, salah satunya ialah bintang variabel. Sesuai judul dari artikel ini, bintang variabel merupakan bintang yang terlihat berdenyut. “Berdenyut” di sini dalam artian kecerlangannya berubah-ubah secara berkala ataupun secara acak. Hal tersebut menjadi pembeda dari bintang pada umumnya yang memiliki kecerlangan relatif stabil.
16-11-2024 | Karyssa Tetiani Agusta
Suatu malam, seorang anak mengarahkan pandangan keluar jendela kamarnya dan menemukan indahnya ribuan titik bintang yang memenuhi kubah langitnya. Barangkali, di bawah atap lain, seorang anak sedang membuka ensiklopedia yang dipenuhi dengan gambar galaksi dan nebula berwarna-warni. Mereka sama-sama menemukan kekaguman dan rasa keingintahuan akan langit malam dan segala hal yang mungkin ada di atas sana. Waktu demi waktu, kekaguman itu tumbuh seiring dengan prosesnya menjadi dewasa. Sayangnya, rasa semangat mereka untuk mengeksplor angkasa luar tertunda sejenak dengan sebuah pertanyaan yang dilontarkan kepadanya, “Kalau kuliah Astronomi, nanti kerjanya jadi apa?”
26-10-2024 | Muhammad Fadhlan Dhafin H.
Pada 14 Oktober 2024 kemarin, roket SpaceX yang membawa wahana Europa Clipper meluncur dari Cape Canaveral, Florida. Wahana tersebut memiliki tujuan utama untuk memeriksa kemungkinan adanya lautan air di bawah permukaan es Europa. Jika misi ini berjalan dengan lancar, wahana Clipper diperkirakan akan sampai di Jupiter dan melakukan flyby atau terbang lintas ke Europa pada 2030. Namun, sebelum menggali lebih dalam tentang misi ini, kita perlu tahu lebih dulu mengapa Europa menjadi salah satu kandidat terbaik untuk mencari bukti kehidupan di Tata Surya kita.
14-10-2024 | Karyssa Tetiani Agusta
Bertahun-tahun, eksplorasi antariksa menjadi salah satu pendorong utama dalam membuka ranah baru dalam sains dan teknologi. Namun, tidak hanya itu, eksplorasi antariksa berhasil memberikan perspektif yang lebih mendalam tentang posisi kita di alam semesta. Misi demi misi mampu menjawab keingintahuan, mewujudkan impian, dan mendorong dunia untuk terus bergerak maju, sebagaimana yang dikatakan oleh Neil Tyson. Di sini, ilmu astronomi memegang peranan penting. Ahli-ahli astronomi diperlukan untuk terus melanjutkan ekp
14-10-2024 | Muhammad Fadhlan Dhafin H.
Galaksi Bimasakti merupakan sebuah galaksi spiral berbatang dengan diameter sekitar 100.000 tahun cahaya dan memiliki ketebalan sekitar 1000 tahun cahaya. Para astronom mengestimasi bahwa terdapat lebih dari 100 miliar bintang yang ada di galaksi ini. Kebanyakan bintang-bintang ini berada di bagian piringan atau lengan galaksi, seperti halnya Matahari kita. Jika galaksi kita merupakan sebuah kota, analoginya ialah Matahari akan berada di daerah pinggiran kota yang berjarak sekitar 25.000 sampai 30.000 tahun cahaya dari pusat galaksi. Lalu, sama seperti Bumi yang mengorbit Matahari, Tata Surya kita juga mengorbit pusat Bimasakti dengan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai satu putaran penuh mencapai 250 miliar tahun. Namun, sebenarnya ada apa sih di dalam pusat galaksi kita?
14-10-2024 | Lintang Arian Semesta
Nama dari objek tersebut adalah nebula Helix. Sangat indah, bukan? Padahal, jika kita mendongak dan melihat langit dari Bumi, kita hanya dapat melihat Bulan, Matahari, serta titik-titik cahaya atau bintang. Lantas, bagaimana cara para astronom mengabadikan gambar objek langit seindah itu? Pernahkah kalian bertanya-tanya apakah objek alam semesta di luar sana memang benar-benar tampak penuh warna dan jelas seperti gambar tersebut? Mari kita kupas bersama-sama.
14-10-2024 | Karyssa Tetiani Agusta
Di suatu malam pada Agustus 1595, seorang astronom amatir bernama David Fabricius mengamati suatu bintang di konstelasi Cetus, yaitu bintang o Ceti. Bintang ini tampak meredup dari waktu ke waktu, bahkan terlihat lenyap setelah dua bulan berlalu. Namun, beberapa bulan setelahnya, kecerlangan o Ceti semakin meningkat hingga kembali terang seperti sebelumnya. Fenomena tersebut kembali berulang, bintang kembali redup dalam beberapa bulan dan kembali terang beberapa bulan setelahnya. Saat itu, tidak ada seorangpun tahu bahwa pemahaman lebih dalam terhadap pola redup-terang inilah yang akan mengantarkan kita jauh ke luar galaksi Bima Sakti.
14-10-2024 | Muhammad Fadhlan Dhafin H.
Tanggal 4 Oktober 1957 menjadi hari yang bersejarah bagi dunia khususnya Uni Soviet. Hal tersebut terjadi lantaran wahana Sputnik 1 buatan Uni Soviet berhasil diluncurkan dan menjadi satelit buatan manusia pertama yang mengorbit Bumi. Sputnik 1 sendiri merupakan satelit berbentuk bola seukuran bola basket dengan berat sekitar 83.6 kg. Satelit ini dilapisi dengan logam yang telah dipoles serta dipasangi 4 antena radio di badannya. Keempat antena radio tersebut memancarkan sinyal radio yang dapat didengarkan oleh pendengar radio di seluruh dunia.
14-10-2024 | Lintang Arian Semesta
Kita selalu mengagumi keberadaan bintang-bintang yang ada di langit. Bintang merupakan objek langit yang luar biasa, mulai dari keindahan, kelahiran, dan kematiannya. Ya! Bintang-bintang di langit sama seperti kita, mereka lahir dan kemudian akan mati (baca artikel: Menyusuri Perjalanan Bintang-Bintang: Lahir, Hidup, dan Mati). Ketika bintang mati, ia tidak serta merta menghilang ditelan dingin dan gelapnya alam semesta. Bintang yang mati akan ‘melahirkan’ objek baru yang tidak kalah luar biasanya. Objek yang ‘dilahirkan’ ini berbeda-beda tergantung dari fisis bintang yang mati. Salah satu objek yang lahir dari kematian sebuah bintang adalah bintang neutron. Mari kita pelajari perjalanan hidup dan karakteristik bintang neutron bersama-sama!
14-10-2024 | Karyssa Tetiani Agusta
Menatap titik-titik cahaya yang tersebar di langit malam barangkali memunculkan rasa ingin tahu kita, “Seberapa jauh bintang-bintang itu?” Para astronom menemukan berbagai metode dalam mengukur jarak di alam semesta tanpa harus meninggalkan Tata Surya. Salah satu metode tersebut adalah stellar parallax atau paralaks bintang. Metode ini memungkinkan kita untuk mengukur jarak ke bintang-bintang yang dekat dengan memanfaatkan prinsip trigonometri. Namun, bagaimana cara kerjanya?
14-10-2024 | Muhammad Fadhlan Dhafin H.
Rogue planet atau planet pengembara merupakan sebuah planet yang keluar dari sistem planet bintang induknya. Tidak seperti planet pada umumnya yang bergerak mengorbit bintang induknya, rogue planet bergerak bebas di angkasa luar sampai ada objek dengan gravitasi yang cukup kuat untuk menariknya ke arah objek tersebut. Beberapa penelitian memperkirakan bahwa terdapat 20 rogue planet untuk setiap bintang di galaksi Bima Sakti sehingga totalnya bisa mencapai triliunan di galaksi kita. Namun, bagaimana caranya sebuah planet dapat “terlempar” dari sistem planetnya itu sendiri?
14-10-2024 | Lintang Arian Semesta
Masyarakat telah mempelajari berbagai cabang ilmu pengetahuan yang memiliki satu tujuan utama, yaitu untuk membantu kehidupan masyarakat itu sendiri. Ilmu pengetahuan menuntun manusia untuk menciptakan teknologi-teknologi mutakhir dan solusi-solusi untuk berbagai permasalahan hidup manusia. Berbekal dari tujuan tersebut, masyarakat telah menanamkan pemikiran bahwa ilmu-ilmu yang mereka pelajari haruslah memiliki peran secara nyata dan dapat dirasakan langsung oleh mereka. Akhirnya, mulai timbul stereotip-stereotip bahwa keilmuan yang tidak memberikan dampak nyata bagi masyarakat tidak terlalu penting dan bukanlah sebuah prioritas untuk dipelajari, salah satunya adalah Astronomi. Kebanyakan masyarakat masih menganggap bahwa Astronomi merupakan cabang ilmu yang begitu “asing”. Mungkin kalian pernah mendengar seseorang yang menanyakan manfaat dari mempelajari objek-objek langit yang begitu jauh di langit atau tentang bagaimana ilmu Astronomi tidak membantu kehidupan manusia di Bumi. Padahal, Astronomi menjadi salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling dekat dengan kehidupan. Bahkan, seseorang tidak perlu menjadi seorang astronom untuk dapat merasakan manfaat dari keilmuan Astronomi. Mari kita telusuri kedekatan Astronomi dan kehidupan masyarakat!
14-10-2024 | Karyssa Tetiani Agusta
Bumi adalah rumah bagi seluruh manusia yang pernah ada. Dahulu, Bumi merupakan satu-satunya dunia yang kita tahu. Sekarang, ketika memandang titik-titik cahaya bintang di langit malam, pandangan kita mungkin tidak sengaja jatuh tepat ke sebuah dunia lain yang tidak kita kenal, sebuah dunia yang sedang mengorbit bintang induknya, sebagaimana kita sedang mengorbit Matahari. Dunia lain ini disebut dengan eksoplanet, yaitu planet-planet yang berada di luar Tata Surya. Hingga saat ini, lebih dari 5.000 eksoplanet telah ditemukan. Namun, apakah planet-planet tersebut dipenuhi dengan kehidupan seperti Bumi tempat tinggal kita?
14-10-2024 | Muhammad Fadhlan Dhafin H.
Sudah hampir dua setengah abad Newton merumuskan hukum gravitasinya yang terkenal di 1687. Hukum tersebut menjadi dasar untuk memprediksi gerakan objek-objek di Tata Surya kita. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, para astronom di abad ke-19 kemudian menemukan sebuah anomali presesi pada orbit Merkurius yang tidak sesuai dengan perhitungan hukum gravitasi Newton. Salah satu astronom Perancis paling terkenal saat itu mengusulkan hipotesis tentang keberadaan sebuah planet di antara Merkurius dan Matahari yang memengaruhi anomali orbit Merkurius.
14-10-2024 | Karyssa Tetiani Agusta
Minggu demi minggu, ketika Bumi bergerak mengitari Matahari, planet-planet akan tampak bergerak ke arah yang sama terhadap Matahari, yaitu dari barat ke timur (berlawanan arah jarum jam), berbeda dengan gerak harian Matahari dan planet-planet yang bergerak dari timur ke barat akibat rotasi Bumi. Namun, pada periode tertentu, sebuah planet akan tampak bergerak mundur dari timur ke barat, dikenal sebagai gerakan retrograde. Planet akan tampak bergerak melambat, kemudian mundur, dan akhirnya kembali melanjutkan lintasannya. Mengapa pergerakan objek-objek langit tampak tidak sesederhana seperti apa yang dinyatakan Feynman?
14-10-2024 | Muhammad Fadhlan Dhafin H.
Tak lengkap rasanya jika kita membahas planet Jupiter tanpa melibatkan bintik merah besar yang terdapat di atmosfernya. Mendapat julukan sebagai The Great Red Spot, bintik ini merupakan sebuah sistem badai raksasa yang berdiameter sekitar 16.350 km, cukup besar untuk menelan planet Bumi seutuhnya. Catatan pertama mengenai bintik ini diketahui merupakan sebuah gambar yang dibuat oleh astronom Jerman Samuel Heinrich Schwabe pada 1831. Setelah itu, bintik tersebut kemudian mulai diamati sejak 1878. Apabila bintik ini sama dengan bintik yang ditemukan oleh astronom Italia Giovanni Cassini pada 1665, tentu bintik ini berumur setidaknya 359 tahun.
14-10-2024 | Lintang Arian Semesta
Seperti yang kita ketahui, astronomi merupakan salah satu cabang keilmuan yang sebagian besar ilmunya didapatkan dari observasi benda-benda langit. Kegiatan observasi tersebut tidak luput dari observatorium yang menjadi tempat dilakukannya pengamatan dan juga menjadi tempat tinggal berbagai instrumentasi yang dibutuhkan oleh para astronom. Di Indonesia, perkembangan keilmuan astronomi tidak luput dari satu-satunya observatorium yang telah berdiri dan diresmikan sejak 1923 yaitu Observatorium Bosscha. Seiring berjalannya waktu, perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin pesat mendorong kebutuhan perkembangan astronomi, seperti yang tercantum dalam Undang-undang Nomor 21/2013 tentang Keantariksaan (astronomi dan astrofisika). Berdasarkan undang-undang tersebut, Indonesia diharapkan dapat membangun dan mengembangkan ilmu keantariksaan secara mandiri dengan memanfaatkan berbagai fasilitas yang disediakan. Saat ini, kondisi langit di sekitar Observatorium Bosscha telah ‘tercemar’ oleh polusi cahaya (baca tentang pengaruh polusi cahaya selengkapnya di artikel sebelumnya, ya!) yang cukup parah. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia merasakan adanya urgensi untuk membangun observatorium baru dengan fasilitas dan kondisi lingkungan yang lebih baik. Observatorium baru tersebut adalah Observatorium Timau yang telah dibangun sejak 2017.
14-10-2024 | Karyssa Tetiani Agusta
Ribuan titik cahaya menghiasi langit malam. Pemandangan tersebut menumbuhkan percikan-percikan keingintahuan. Manusia sudah lama merenungi kemungkinan adanya dunia-dunia selain Bumi. Sekitar dua ribu tahun yang lalu, Epicurus menyatakan pemikirannya, “There are infinite worlds both like and unlike this world of ours.” Apakah dunia-dunia tersebut benar-benar ada?
14-10-2024 | Muhammad Fadhlan Dhafin H.
Voyager 1 merupakan sebuah wahana antariksa tanpa awak yang diluncurkan oleh NASA pada 5 September 1977 sebagai bagian dari misi Voyager. Misi utama dari wahana ini adalah untuk terbang melewati sekaligus mengamati planet Jupiter dan Saturnus beserta beberapa bulan-bulannya. Namun, setelah ketercapaian misi ini pada 1980, Voyager 1 diarahkan untuk terbang dan mengamati bagian luar Tata Surya kita. Sampai saat ini, misi Voyager telah berjalan selama lebih dari 46 tahun dan menjadi misi wahana antariksa paling lama yang masih berjalan.
14-10-2024 | Lintang Arian Semesta
Makhluk hidup di muka Bumi ini diciptakan Tuhan melalui sebuah kelahiran. Setelah lahir, mereka hidup, lalu tumbuh dan berkembang hingga akhirnya mengalami kematian. Sama seperti makhluk hidup, seluruh bintang-bintang yang senantiasa kita saksikan di langit malam itu juga ada melalui sebuah kelahiran. Bintang-bintang memang bukan makhluk hidup, tapi mereka juga bukan sesuatu yang tetap. Setelah lahir, mereka berubah seiring berjalannya waktu, lalu ketika mereka mencapai batasnya, mereka akan mati. Kisah perjalanan hidup bintang ini lebih dikenal sebagai evolusi bintang.
14-10-2024 | Karyssa Tetiani Agusta
Di bawah gelapnya langit malam yang bebas dari cahaya lampu kota dan cahaya Bulan, kilatan cahaya terlihat dan meninggalkan jejak terang, seakan-akan sebuah bintang melesat jatuh melintasi langit malam. Namun, fenomena bintang jatuh ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan objek bintang. Apa yang sebenarnya terjadi pada fenomena bintang jatuh?
14-10-2024 | Muhammad Fadhlan Dhafin H.
Mungkin selama kita belajar di sekolah, kita pernah diajari bahwa planet terakhir sistem Tata Surya kita adalah planet Neptunus. Akan tetapi, apakah Tata Surya kita hanya sampai planet Neptunus saja? Atau, adakah batasan yang lebih jauh lagi di ujung sana? Yuk langsung simak saja penjelasan lebih lanjutnya!
13-10-2024 | Lintang Arian Semesta
Siapa sih yang tidak suka menikmati indahnya gemerlap bintang di langit malam? Rasanya, semua makhluk akan jatuh cinta pada pesona kenampakan mereka yang begitu megah. Namun, pernahkah kalian menyadari bahwa semakin lama, bintang-bintang di langit malam menjadi semakin sulit untuk dijumpai? Kalau kalian berpikir bahwa hal itu disebabkan oleh cuaca, alasan tersebut memang tidak sepenuhnya salah. Kadang kala, bintang-bintang akan tertutup awan sehingga kita tidak bisa lagi melihatnya dari bumi. Akan tetapi, meskipun langit sedang cerah dan tidak berawan, terkadang kita tetap tidak bisa melihat bintang-bintang. Tahukah kamu, jika hal tersebut disebabkan oleh polusi cahaya? Ya, benar! Kamu tidak salah membaca. Cahaya memang benar-benar bisa menimbulkan polusi dan “mencemari” lingkungan.
13-10-2024 | Karyssa Tetiani Agusta
Sebuah Frasa Singkat untuk Objek yang Kuat Pada 1967, fisikawan John Archibald Wheeler berbicara pada sebuah konferensi yang membahas mengenai pulsar. Saat itu, Wheeler berargumen bahwa di tengah sebuah pulsar, kemungkinan terdapat sebuah objek yang runtuh sepenuhnya secara gravitasi. Setelah Wheeler berkali-kali mengatakan “objek yang runtuh sepenuhnya secara gravitasi,” Ia merasa membutuhkan frasa yang lebih singkat untuk mendeskripsikan objek tersebut. Wheeler memang sudah lama mencari frasa yang cocok, tetapi Ia belum berhasil menemukannya. Seseorang kemudian mengusulkan, “Bagaimana dengan ‘lubang hitam’?” Sejak saat itu, Wheeler menggunakan frasa “lubang hitam” pada setiap pembicaraan/kuliah dan tulisannya. Jadi, apa sebenarnya objek yang runtuh sepenuhnya secara gravitasi yang dibicarakan oleh Wheeler itu?
13-10-2024 | Muhammad Fadhlan Dhafin H.
Jika kamu pernah melihat bintang di langit malam, mungkin kamu sadar bahwa cahaya bintang yang kamu lihat terlihat seperti berkelap-kelip. Ternyata memang ada penjelasan secara ilmiahnya, lo! Tentunya bukan karena cahaya bintang yang memang berkelap-kelip, tetapi karena adanya gangguan dari atmosfer Bumi kita. Yuk, simak penjelasannya lebih lanjut!
13-10-2024 | Lintang Arian Semesta
Pernahkah kamu berpikir untuk melihat masa lalu? Dengan melihat masa lalu, kita bisa mengenang potongan-potongan memori yang mungkin saja terlupakan akibat keterbatasan otak kita. Tapi ternyata, kita memang bisa melihat masa lalu! Sayangnya, bukan masa lalu kita, melainkan masa lalu alam semesta. Ya, kita bisa melihat masa lalu alam semesta yang megah ini melalui kacamata Astronomi.
20-09-2024 | Karyssa Tetiani Agusta
Akhir-akhir ini, mungkin kamu pernah mendengar perdebatan mengenai apa sebenarnya bentuk bintang. Sejak kecil, setiap ingin menggambar sebuah bintang, pasti kita akan menggambar bentuk segi lima dengan sudut lancip. Namun, apakah hal itu akurat secara sains? Jika kita melihat atau mengamati sebuah bintang di langit, baik di pagi hari maupun di malam hari, apakah kita akan melihat sebuah objek yang memiliki sudut-sudut? Mengapa selama ini selalu digambar sebagai objek yang memiliki sudut lancip?
01-09-2024 | M. Khawariz Andaristiyan
Pernahkah Teman-Teman memperhatikan Bulan yang terlihat lebih besar dan berwarna oranye ketika dekat dengan cakrawala? Kira-kira apa penyebabnya, ya? Apa mungkin sedang terjadi gerhana bulan? Yuk, kita bahas faktanya.
01-09-2024 | M. Khawariz Andaristiyan
Pernahkah Teman-Teman mendengar tentang ramalan zodiak? Atau horoskop? Rasanya hampir semua orang pasti pernah mendengarnya. Keduanya berkaitan erat dengan astrologi. Astrologi memberikan penafsiran tentang bagaimana posisi benda langit pada saat kelahiran seseorang atau peristiwa tertentu dapat memengaruhi kepribadian, kehidupan, atau masa depan seseorang. Namun, karena sama-sama berkaitan dengan objek langit, apakah astrologi itu sama dengan astronomi? Mari kita bahas lebih lanjut.