HIMASTRON ITB
HIMASTRON ITB Himpunan Mahasiswa Astronomi

Prospek Kerja Lulusan Astronomi ITB: Akademia atau Industri? Indonesia atau Luar Negeri?

“Carl Sagan: Professor, author of multiple books, and a star of the TV show COSMOS, the revered astronomer opened the wonders of the universe to the public.” (Sumber: Britannica)

 

Suatu malam, seorang anak mengarahkan pandangan keluar jendela kamarnya dan menemukan indahnya ribuan titik bintang yang memenuhi kubah langitnya. Barangkali, di bawah atap lain, seorang anak sedang membuka ensiklopedia yang dipenuhi dengan gambar galaksi dan nebula berwarna-warni. Mereka sama-sama menemukan kekaguman dan rasa keingintahuan akan langit malam dan segala hal yang mungkin ada di atas sana. Waktu demi waktu, kekaguman itu tumbuh seiring dengan prosesnya menjadi dewasa. Sayangnya, rasa semangat mereka untuk mengeksplor angkasa luar tertunda sejenak dengan sebuah pertanyaan yang dilontarkan kepadanya, 

 

“Kalau kuliah Astronomi, nanti kerjanya jadi apa?”

 

Sejatinya, Lulusan Astronomi Memiliki Peluang yang Luas

Di Indonesia, hanya ada satu kampus yang memiliki Program Studi Astronomi, yaitu Institut Teknologi Bandung (ITB). Pertanyaan sebelumnya, barangkali, muncul karena pendidikan formal Astronomi di Indonesia hanya berada di satu tempat saja. “Sampel” yang tak banyak ini memberikan informasi yang minim terkait hal yang dipelajari dan skill yang dilatih di Program Studi Astronomi. Ilmu astronomi sendiri membahas dari hal dengan skala sangat kecil, seperti atom, hingga skala sangat besar, seperti alam semesta itu sendiri. Para lulusan sarjana astronomi diharapkan bisa menguasai sains dengan mendalam. Tahapan saintifik terstruktur yang digunakan, seharusnya, dapat diterapkan di mana saja, di bidang profesi apapun.

 

Kesempatan yang Semakin Besar untuk Para Calon Astronom di Masa Depan

Tentunya, satu profesi yang linier dengan ilmu astronomi adalah menjadi peneliti astronomi atau dikenal sebagai astronom. Saat ini, penelitian astronomi sudah lebih umum dilakukan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan beberapa institusi perguruan tinggi. BRIN sendiri telah merealisasikan pembangunan Observatorium Nasional Timau yang berlokasi di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Dibangunnya observatorium nasional ini tentunya membuka kesempatan yang besar untuk para calon astronom. Menjadi asisten riset di Observatorium Nasional Timau juga merupakan langkah awal dalam membangun karir menjadi seorang astronom di BRIN. Selain itu, pada Mei 2024 lalu, ITB telah mendirikan Pusat Sains, Teknologi, dan Inovasi Keantariksaan (PSTIA). Pusat penelitian yang berfokus pada riset dan pengembangan teknologi antariksa ini menjadi salah satu peluang besar di masa depan (Cek artikel Perjalanan Kita Untuk Mengangkasa Suatu Hari Nanti: Menilik Perkembangan Penelitian Astronomi di ITB untuk mengetahui besarnya peluang bagi para calon astronom Indonesia di masa depan!). 

 

Observatorium Nasional Timau (Sumber: Arsip Peneliti BRIN Thomas Djamaluddin)

 

Perkembangan Teknologi dan Pers yang Selalu Dibutuhkan Masyarakat

Karir seorang lulusan astronomi tidak harus selalu selaras dengan bidang perkuliahannya. Hard skill seperti pemrograman, analisis data, dan penulisan ilmiah yang dilatih selama perkuliahan merupakan investasi yang berguna, terutama dengan perkembangan teknologi dan pertumbuhan sosial media saat ini. Era digital membuka kesempatan yang luas dalam mengambil langkah untuk menaiki tangga karir di bidang IT dan pers. Di bidang IT, keterampilan pemrograman dan analisis data yang dilatih akan menjadi investasi utama bagi seorang programmer dan big data analyst. Kemudian, pers sendiri merupakan salah satu prospek kerja yang berkembang dan dibutuhkan oleh masyarakat serta keilmuan kita. Kemajuan teknologi dan sosial media melahirkan beragam sosial media yang dapat digunakan sebagai media penyebaran informasi dengan platform yang juga semakin beragam. Ilmu astronomi, tentunya, menjadi konten yang menarik di media sosial. Keterampilan penulisan ilmiah yang dimiliki tentu akan berguna bagi seorang science communicator atau jurnalis sains dalam menulis artikel sains populer yang akurat, tetapi juga menarik.

 

Fly, just a bit farther!

Kesempatan-kesempatan ini tak hanya terbatas di dalam negeri. Riset atau penelitian astronomi sangat mengedepankan kolaborasi internasional. Tak jarang untuk seorang astronom melakukan riset dengan kolega dari mancanegara. Kolaborasi antarinstitusi dari berbagai negara juga sering kali dilakukan dalam mencapai misi-misi besar. Melangkah keluar dari bidang astronomi, peluang besar juga terbuka di bidang IT. Lagi-lagi, practical skill seperti pemrogaman dan analisis data menjadi investasi yang sangat berguna. Mengambil langkah untuk kembali belajar (melanjutkan studi) di luar negeri juga akan membuka jalan untuk berkarir di luar negeri.

 

At Last, Semua ini Tentang Persiapan, Passion, dan Kekhasan Dirimu!

Beragam kesempatan ada di sekitar kita, semua menawarkan ruang dan waktu bagi kita untuk melatih dan mengembangkan berbagai keterampilan. Peluang-peluang ini perlu dimanfaatkan secara maksimal untuk meningkatkan sisi akademis dan non akademis. Segala hal yang diajarkan oleh dosen-dosen astronomi mengerucut pada kemampuan untuk berpikir logis dan sistematis. Kedua soft skill ini akan sangat berguna bagi pekerjaan apapun. Pada era digital seperti sekarang, hard skill seperti komputasi yang digunakan selama perkuliahan juga akan menjadi investasi yang sangat berguna. Dalam mengambil peluang baik di dalam negeri maupun di luar negeri, kita harus menjadi bagian dari masyarakat itu sendiri sehingga kemampuan manajerial, networking, dan komunikasi tampaknya merupakan hal-hal yang tak kalah penting untuk terus-menerus kita latih. Setiap keterampilan ini akan didapat ketika kita benar-benar mencoba memahami esensi dari keilmuan yang kita miliki dan memanfaatkan kesempatan dalam bersosialisasi dan berorganisasi sebaik-baiknya. Ketika kita memiliki kekhasan atau kelebihan, pada saat itu pula kita bisa bersaing dengan orang lain.

 

Dalam mengambil langkah menuju tangga karir manapun, beragam keterampilan dapat dilatih dan dikembangkan. Namun, satu hal yang dapat menggerakkan kita untuk terus dan terus melangkah adalah passion yang kita miliki. “PR kita adalah menyelaraskan passion kita dengan karir,” begitu yang disampaikan oleh Bapak Thomas Djamaluddin sebagai narasumber pada acara Space News episode 2.  Sejatinya, prospek kerja lulusan astronomi sangatlah luas. Passion apapun yang kita temukan along the way, tidak perlu menjadi penghalang untuk menikmati kekaguman yang mendalam terhadap misteri dan harmoni alam semesta,  sebagaimana yang dikatakan oleh Bapak Nur Hasan Murtiaji yang juga menjadi narasumber Space News episode 2, “Kewajiban kita adalah untuk selalu paham terhadap waktu dan berambisi untuk selalu berkembang.”

 

“Scientist Neil deGrasse Tyson’s popular podcast and TV show is an eye-opening journey for anyone curious about the complexities of our universe.” (Sumber: Neil deGrasse Tyson)

 

Ribuan bintang akan tetap terbit menghiasi langit malam dan gambar-gambar galaksi serta nebula akan terus mewarnai ensiklopedia antariksa manapun. Kekaguman yang muncul sejak malam itu tidaklah sia-sia, seolah-olah menjadi gelombang kejut yang mengawali kelahiran sebuah bintang. Dalam perjalanan hidupnya, setiap bintang mengalami fase evolusinya masing-masing. Satu hal yang kita tahu pasti, alam semesta yang begitu luas tampaknya tidak akan kehabisan tempat bagi setiap bintang untuk bersinar terang.

 

Penulis : Karyssa Tetiani Agusta (10322050)

Penyunting: M. Khawariz Andaristiyan (10321005) & Divisi Keprofesian Himastron ITB

 

Referensi

Berdasarkan kegiatan Space News Episode 2: “Prospek Kerja Lulusan Astronomi ITB: Akademia atau Industri? Indonesia atau Luar Negeri?”. (2024, 19 Oktober).

 

Bosworth, B. (2023, 17 Agustus). Keep it simple: Carl Sagan’s Science Communicator Advice. Human Element Communication. https://www.humanelementcommunications.com/insights/keep-it-simple-carl-sagans-science-communication-advice.