HIMASTRON ITB
HIMASTRON ITB Himpunan Mahasiswa Astronomi

Perjalanan Kita untuk Mengangkasa Suatu Hari Nanti: Menilik Perkembangan Penelitian Astronomi di ITB

Teleskop radio di Kōke‘e Park Geophysical Observatory, Hawaii, AS. Observatorium Bosscha ITB akan mempunyai teleskop seperti ini untuk Very-long Baseline Interferometry (VLBI) Global Observing System (VGOS). (Sumber: NASA)

 

“The day we stop exploring is the day we commit ourselves to live in a stagnant world, devoid of curiosity, empty of dreams.” – Neil deGrasse Tyson.

 

Bertahun-tahun, eksplorasi antariksa menjadi salah satu pendorong utama dalam membuka ranah baru dalam sains dan teknologi. Namun, tidak hanya itu, eksplorasi antariksa berhasil memberikan perspektif yang lebih mendalam tentang posisi kita di alam semesta. Misi demi misi mampu menjawab keingintahuan, mewujudkan impian, dan mendorong dunia untuk terus bergerak maju, sebagaimana yang dikatakan oleh Neil Tyson. Di sini, ilmu astronomi memegang peranan penting. Ahli-ahli astronomi diperlukan untuk terus melanjutkan ekplorasi dan mendalami sains, inovasi, serta teknologi keantariksaan yang barangkali menentukan batasan baru on what’s possible.

 

ITB sebagai Garda Terdepan dalam Sektor Astronomi dan Antariksa

Di Indonesia, hanya terdapat satu kampus yang memiliki Program Studi Astronomi, yakni Institut Teknologi Bandung (ITB). Dalam menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas, Program Studi Sarjana Astronomi mendapat pengakuan status akreditasi unggul oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dan akreditasi internasional ASIIN. Program Studi Astronomi ITB memiliki visi menjadi pelopor dalam berkontribusi di bidang astronomi, astrofisika, dan ranah multidisiplin lain yang relevan. Dengan kata lain, para lulusannya diharapkan menjadi garda terdepan dalam sektor astronomi dan antariksa di Indonesia.

 

Rencana Pengembangan Penelitian dan Pendidikan ITB dalam 25 Tahun ke Depan

Institut Teknologi Bandung telah merumuskan arah pengembangan penelitian dan pendidikan di masa depan dengan pendekatan komprehensif, lintas fakultas, sekolah, kelompok keahlian, dan laboratorium untuk mencapai tujuan jangka panjang. Hal tersebut disusun dalam Rencana Induk Pengembangan Jangka Panjang Institut Teknologi Bandung tahun 2025–2050 (RENIP ITB 2025–2050). RENIP ITB merupakan bagian penting dalam rangkaian rencana jangka menengah ITB untuk mencapai target dan tujuan yang ingin dicapai dalam 25 tahun ke depan. Dalam RENIP ITB, terdapat penekanan kuat mengenai pentingnya peran ITB sebagai pusat pengembangan humaniora, seni, teknologi, dan sains. Dokumen ini juga mengusulkan ITB  untuk memainkan peran penting dalam mencapai visi Indonesia emas dan memberikan kontribusi nyata pada pengembangan potensi bangsa Indonesia.

 

Inisiasi dan Gerakan Konkrit Berdasarkan Tren-tren di Era Sains Modern

Hingga kini, inisiasi dan berbagai gerakan konkrit telah dilakukan. Inisiasi dan gerakan ini diwujudkan berdasarkan tren studi multidisiplin di tengah era sains modern, pengembangan multikampus ITB, dan pengembangan inovasi dengan mengimplementasikan triple helix model of innovation –adanya interaksi dinamis antara akademisi, industri, dan pemerintah yang mendorong kewirausahaan, inovasi, dan pertumbuhan ekonomi dalam ekonomi berbasis pengetahuan. Kolaborasi multidisiplin tersebut terwujud dengan berdirinya Pusat Sains, Teknologi, dan Inovasi Keantariksaan (PSTIA) ITB pada Mei 2024 lalu. PSTIA sebenarnya merupakan hasil inisiasi beberapa program studi di ITB, seperti Astronomi, Teknik Geodesi, Teknik Mesin, dan Teknik Elektro sejak 2006. Riset sains dan pengembangan teknologi antariksa merupakan fokus dari program pusat penelitian ini. Beberapa di antaranya adalah teknologi wahana antariksa, cuaca antariksa dan sistem Bumi, serta sumber daya alam antariksa dan space economy

 

Logo PSTIA ITB (Sumber: PSTIA ITB)

 

Selain didirikannya PSTIA, pembangunan Observatorium Nasional Timau berhasil direalisasikan oleh Pusat Riset Antariksa dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Pada awalnya, proposal pembangunan observatorium ini diusulkan oleh Program Studi Astronomi dan Observatorium Bosscha ITB. Dibangunnya observatorium yang berlokasi di Kupang, Nusa Tenggara Timur ini merupakan bentuk nyata dari kolaborasi dengan pemerintah. 

 

Tak hanya itu, ITB berhasil menjalin kolaborasi internasional dengan Shanghai Astronomical Observatory – Chinese Academy of Sciences untuk pembangunan Teleskop VGOS (Very-long Baseline Interferometry (VLBI) Global Observing System) di Observatorium Bosscha. Teleskop ini akan menjadi salah satu teleskop radio kontributor pada jaringan kolaborasi internasional teleskop-teleskop radio di berbagai belahan dunia.

 

Mengambil Langkah-langkah Menuju Kesempatan Besar di Masa Depan

Satu demi satu, pintu-pintu besar tampaknya mulai terbuka lebar. Ruang-ruang baru menunggu untuk dieksplor lebih dalam. Tampaknya, diperlukan persiapan untuk mengambil peluang-peluang yang akan kita temui di masa depan. Ke mana saja kita perlu melangkahkan kaki kita untuk mencapainya? Penelitian dan pengembangan teknologi antariksa memerlukan kreativitas dan semangat berinovasi dalam menerapkan keilmuan multidisiplin. Melatih skill analisis kritis, reasoning, reporting, dan teamwork di setiap kesempatan yang ada merupakan bentuk investasi yang sangat berarti. Langkah lain yang tak kalah penting adalah mempelajari berbagai keterampilan prospektif yang relevan dan komplementer terhadap keilmuan astronomi, seperti teknik robotika dan entrepreneurship. Tak hanya itu, mulai tahun 2025, peluang magang, termasuk di PSTIA, dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa-mahasiswa tingkat akhir untuk menambah pengalaman riset dan bekerja.

 

Lepas Landas Menuju Impian-impian Tinggi

Perjalanan yang hebat berada tepat di depan kita. Selama ini, astronomi menjadi bahan pembicaraan yang menarik bagi masyarakat Indonesia. Meski begitu, hanya segelintir orang yang benar-benar berdedikasi di bidang ini. Mereka melawan stigma masyarakat yang menganggap profesi di sektor astronomi dan antariksa di Indonesia tidaklah prospektif. Namun, perlahan-lahan, langit tampak semakin cerah. Angin berhembus membawa pergi awan dan bintang-bintang pun terlihat semakin terang, membawa harapan untuk terus maju mengejar impian-impian yang tinggi. Terus berinovasi, itulah kodrat manusia. Akademisi, industri, pemerintah, bahkan rekan dari luar negeri, perlahan bahu-membahu menciptakan kesempatan-kesempatan luar biasa di masa depan. Bintang-bintang terang akan segera lahir, menyinari pulau demi pulau di negeri kita.

 

Demikianlah tulisan ini dibuat, untuk kalian yang masih memimpikan Indonesia akan mengangkasa suatu hari nanti.

 

Penulis: Karyssa Tetiani Agusta (10322050)

Penyunting: M. Khawariz Andaristiyan (10321005) & Divisi Keprofesian Himastron ITB

 

Referensi:

Berdasarkan kegiatan Space News Episode 1 Himastron: Strategi ITB dalam Memajukan Pendidikan dan Penelitian Astronomi dan Keantariksaan di ITB. (2024, 13 September).

 

International Space Exploration Coordination Group. (2013, September). Benefits Stemming from Space Exploration. https://www.nasa.gov/wp-content/uploads/2015/01/Benefits-Stemming-from-Space-Exploration-2013-TAGGED.pdf?emrc=ca90d1

 

Senat Akademik Institut Teknologi Bandung. (2023). Rencana Induk Pengembangan Institut Teknologi Bandung Tahun 2025–2050. https://jdih.itb.ac.id/detail/134dd796229f80f23b75af20495b8d50.