Rogue planet atau planet pengembara merupakan sebuah planet yang keluar dari sistem planet bintang induknya. Tidak seperti planet pada umumnya yang bergerak mengorbit bintang induknya, rogue planet bergerak bebas di angkasa luar sampai ada objek dengan gravitasi yang cukup kuat untuk menariknya ke arah objek tersebut. Beberapa penelitian memperkirakan bahwa terdapat 20 rogue planet untuk setiap bintang di galaksi Bima Sakti sehingga totalnya bisa mencapai triliunan di galaksi kita. Namun, bagaimana caranya sebuah planet dapat “terlempar” dari sistem planetnya itu sendiri?
Ilustrasi rogue planet yang mengambang bebas di angkasa luar (Sumber: NASA/JPL-Caltech)
Sebagian besar rogue planet terlempar keluar ketika sistem keplanetan bintang induk berumur cukup muda. Ketika berumur cukup muda, sistem keplanetan belum stabil karena banyaknya interaksi planet-planet muda yang baru terbentuk. Pada kasus yang lebih jarang, ketika dua bintang berpapasan cukup dekat satu sama lain, gravitasinya dapat mengganggu planet-planet di sekitarnya sehingga dapat membuatnya terlempar keluar dari masing-masing sistem keplanetan. Untuk kasus yang lebih ekstrem, planet juga dapat terlempar ketika bintang induknya meledak menjadi supernova.
Walaupun para astronom memperkirakan terdapat triliunan rogue planet di galaksi kita, nyatanya para astronom baru menemukan ribuan objek yang menjadi kandidat sebagai rogue planet. Hal ini dikarenakan sangat sulit untuk menemukan sebuah rogue planet di gelapnya angkasa luar. Sebagian besar rogue planet tidak memancarkan cahaya dan tidak membuat bayangan apapun. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi, beberapa teknik dapat digunakan untuk menemukan rogue planet seperti microlensing dan direct imaging.
Ilustrasi teleskop ruang angkasa Nancy Grace Roman yang akan diluncurkan pada Mei 2027 mendatang (Sumber: NASA)
Ilustrasi wahana angkasa luar Euclid yang diluncurkan pada 1 Juli 2023 kemarin (Sumber: ESA)
Di beberapa tahun kedepan mungkin saja para astronom dapat mengetahui lebih banyak tentang rogue planet setelah diluncurkannya teleskop ruang angkasa Nancy Grace Roman. Salah satu tujuan dari teleskop ruang angkasa ini adalah untuk mencari berbagai keberadaan eksoplanet termasuk rogue planet. Selain itu, teleskop ruang angkasa Roman juga dibantu oleh wahana Euclid milik ESA (European Space Agency) dalam mencari keberadaan rogue planet lainnya.
Pada akhirnya, sebagian besar rogue planet akan terus menerus mengambang tanpa arah di angkasa luar. Sebagian kecil akan berpapasan cukup dekat dengan sistem planet suatu bintang. Kejadian langka ini bisa mengeluarkan tiga hasil: rogue planet tetap tidak terikat, rogue planet akan terikat cukup lemah oleh gravitasi bintang, atau rogue planet akan “menendang” eksoplanet di sistem planet tersebut dan menggantikan posisinya. Berdasarkan data hasil simulasi, didapatkan bahwa sebagian besar rogue planet akan terikat lemah dengan gravitasi bintang induk sebelum akhirnya akan tetap terlempar keluar karena orbitnya yang terlalu eksentrik (sangat elips) dan tidak stabil.
Penulis: Muhammad Fadhlan Dhafin H. (10322016)
Penyunting: M. Khawariz Andaristiyan (10321005)
Referensi:
Conor, F. (2024, 29 Juni). What are rogue planets?. Space. https://www.space.com/rogue-planets-guide.
Corey, S, P. (2024, 16 Juli). A Trillion Rogue Planets and Not One Sun to Shine on Them. IEEE Spectrum. https://spectrum.ieee.org/rogue-planet.
ESA - Euclid. (n.d.). Diambil dari https://www.esa.int/Science_Exploration/Space_Science/Euclid.
Goulinski, N. & Ribak, N, E. (2017, 28 September). Capture of free-floating planets by planetary system. Oxford Academics. https://academic.oup.com/mnras/article/473/2/1589/4265339?login=false#99354676.
News Desk (AFP). (2024, 29 Mei). Starless and forever flone: more ‘rogue’ planets discovered. The Jakarta Post. https://www.thejakartapost.com/culture/2024/05/29/starless-and-forever-alone-more-rogue-planets-discovered.html.
Roman - NASA Science. (n.d.). Diambil dari https://science.nasa.gov/mission/roman-space-telescope/.