HIMASTRON ITB
HIMASTRON ITB Himpunan Mahasiswa Astronomi

Rasi Bintang yang Tidak Lekang Oleh Waktu

 

 

Peta langit dengan kumpulan rasi bintang (Sumber: Susanne M Hoffmann)


 

Ketika kamu melihat hamparan bintang di langit malam, pernahkah kamu membayangkan bahwa bintang-bintang tersebut ‘terhubung’ satu sama lain dengan suatu garis khayal yang membentuk suatu pola? Atau, mungkinkah kalian sudah familiar dengan apa yang disebut sebagai rasi bintang? Sebenarnya, apa rasi bintang itu? Apakah bintang-bintang yang membentuk suatu pola dalam rasi bintang benar-benar saling terhubung satu sama lain? Mari kita simak bersama!

 

 

Rasi bintang: keilmuan astronomi sejak zaman kuno

 

Rasi bintang adalah sekumpulan bintang-bintang yang teramati oleh pengamat di Bumi sebagai suatu bentuk pola atau gambar. Pengetahuan tentang rasi bintang telah dibangun sejak zaman kuno. Saat itu, pengetahuan manusia tentang benda-benda langit masih sangat terbatas. Manusia pada zaman dahulu cenderung menganggap fenomena di langit memiliki hubungan dengan kisah-kisah yang mereka percaya pada saat itu. Oleh karena itu,  rasi bintang banyak disebutkan dalam sejarah-sejarah di seluruh penjuru dunia. Salah satu yang paling terkenal adalah rasi bintang dalam Yunani kuno. Orang-orang Yunani kuno mengasosiasikan kisah dewa dan dewi mereka dengan kenampakan bintang-bintang di langit. Selain orang-orang Yunani, orang Indonesia pada zaman dahulu juga melakukan hal yang sama. Tidak hanya mengasosiasikannya dengan kisah-kisah terkenal, akan tetapi rasi bintang juga mengambil bentuk benda-benda yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pada dasarnya, rasi bintang yang diketahui oleh manusia modern saat ini merupakan hasil dari imajinasi orang-orang zaman kuno untuk mengilustrasikan suatu kisah atau benda yang diinginkan, seperti rasi Orion pemburu (mitologi Yunani) dan rasi Gubug Penceng atau gubug miring (Jawa). Lantas, apa sebenarnya tujuan dari adanya rasi bintang? 

 

 

Rasi Orion sang pemburu (Sumber: manpuku7)

 

 

Tujuan rasi bintang di zaman kuno

 

Jadi, seperti ini jawabannya! Penentuan rasi bintang yang didasarkan pada kisah-kisah yang dipercaya pada suatu zaman adalah sebagai bentuk penghormatan atau tujuan religius. Namun, pada puisi-puisi yang ditemukan di zaman Yunani kuno, rasi bintang juga ditujukan untuk membantu pertanian, terutama dalam penentuan kegiatan yang harus dilakukan. Hal juga dilakukan orang-orang Indonesia zaman kuno. Beberapa rasi bintang di Indonesia terkenal sebagai petunjuk masa tanam beberapa tumbuhan, masa panen, atau bahkan sebagai penanda terjadinya musim.

 

Selain itu, rasi bintang sebenarnya digunakan juga sebagai navigasi atau penunjuk arah. Pada zaman dahulu, kondisi langit masih sangat bersih dari polusi cahaya sehingga rasi bintang yang masih terlihat jelas dapat membantu menunjukkan arah bagi manusia. Contohnya adalah rasi Crux yang menunjukkan arah selatan, serta rasi Ursa Minor yang menunjukkan arah utara. Bagi orang zaman dahulu, rasi bintang sudah seperti Google Maps yang sangat membantu!

 

 

Rasi Ursa Minor dan bintang Polaris sebagai penunjuk arah utara (Sumber: IAU)

 

 

Perkembangan pengetahuan tentang rasi bintang

 

Seiring berkembangnya zaman, pengetahuan manusia tentang benda-benda langit menjadi semakin luas. Bentuk-bentuk yang diasosiasikan dengan pola di langit hanyalah imajinasi dan hasil kreativitas dari manusia di zaman kuno. Bintang-bintang di langit yang dikelompokkan dalam rasi bintang tidak benar-benar berada dalam satu kelompok yang sama! Masing-masing sebenarnya memiliki jarak yang berbeda dengan pengamat di Bumi. Namun, pengetahuan tentang rasi bintang yang telah ada sejak zaman dahulu tidak lantas dihilangkan begitu saja. Hingga saat ini, rasi bintang masih sangat bermanfaat bagi para astronom. 

 

Rasi bintang bagi astronomi modern digunakan sebagai penunjuk lokasi objek-objek benda langit. Ketika sedang melakukan pengamatan, akan lebih mudah untuk mengarahkan teleskop jika kita mengetahui di rasi bintang mana objek yang hendak diamati itu berada. Selain memudahkan pengamatan, ternyata rasi bintang juga masih digunakan sebagai navigasi bagi para pelaut atau angkatan laut. Oleh karena itu, pengetahuan tentang rasi bintang masih terus dipertahankan oleh astronom dan pelaut zaman sekarang.

 

 

Miskonsepsi rasi bintang: Zodiak dan astrologi


Kalian tentu mengetahui apa itu zodiak. Zodiak juga merupakan rasi bintang yang banyak dihubungkan dengan astrologi. Sebenarnya, zodiak dan astrologi ini merupakan hasil interpretasi dari rasi bintang di zaman kuno. Dahulu, zodiak merupakan rasi bintang yang dihubungkan dengan kelahiran seseorang dan akan menentukan kepribadian serta nasibnya. Hal ini karena orang kuno saat itu membagi langit menjadi 12 bagian (jumlah rasi bintang zodiak saat itu) sehingga masing-masing kenampakan rasi menggambarkan suatu rentang waktu tertentu. Di sisi lain, zodiak dalam astronomi merupakan sekelompok rasi bintang yang dilintasi oleh orbit Matahari di langit. Zodiak secara astronomi berjumlah 13 dengan rasi Ophiuchus yang tidak ada di zodiak secara astrologi. Karena memiliki definisi yang berbeda, jadi jangan tercampur, ya! Zodiak secara astronomi memiliki latar belakang sains dan tidak ada sangkut pautnya dengan penentuan nasib!

 

 

Garis melintang miring (ekliptika) yang melewati zodiak (Sumber: NASA)

 

 

Rasi bintang bisa berubah, lho!

 

Sebelumnya sudah disebutkan bahwa bintang-bintang di rasi bintang tidak benar-benar berada dalam satu kelompok yang sama. Mereka terpisah jarak yang sangat amat jauh dengan karakteristik yang juga berbeda. Karena hal inilah rasi bintang sebenarnya dapat berubah. Masing-masing bintang memiliki gerak dirinya masing-masing. Walaupun gerak tersebut nyaris tidak bisa teramati mata dan terjadi dengan pelan (dari sudut pandang manusia di Bumi), tetapi bintang-bintang dalam rasi bintang yang kita lihat saat ini bisa saja bergerak saling menjauh atau mendekat! Pada suatu masa nanti, bisa jadi pola-pola yang sudah digambarkan oleh orang di zaman kuno tidak lagi membentuk ilustrasi sebagaimana awalnya. 

 

Selain itu, perbedaan karakteristik bintang, seperti suhu atau sistemnya, menyebabkan bintang memiliki tahap evolusi yang berbeda. Ketika salah satu bintang di suatu rasi telah mencapai akhir hidupnya, ia akan menjadi terang sesaat lalu meredup hingga mungkin tidak dapat lagi teramati oleh mata manusia. Saat itu terjadi, rasi bintang akan kehilangan satu titiknya!

 

 

Sekarang kita sudah mengetahui tentang rasi bintang dan perkembangannya hingga saat ini. Sudahkah itu menjawab pertanyaan kalian? Jika sudah, mari bersama-sama kita menikmati dan mengagumi rasi bintang di langit malam sebelum Ia berubah! Adakah bentuk yang kamu kenali?
 

 

Penulis: Lintang Arian Semesta (10322059)

 

Penyunting: M. Khawariz Andaristiyan (10321005)

 

 

Referensi:

 

Encyclopaedia Britannica. (n.d.). Star | Definition, Light, Names, & Facts. Britannica. https://www.britannica.com/science/star-astronomy.

 

Fernandez, E. (2024, April 16). Will the constellations ever change? Space.com. https://www.space.com/will-the-constellations-ever-change-space-mysteries.

 

Under Lucky Stars (2019, July 10). The origin of the Greek constellations. https://www.underluckystars.com/blog/the-origin-of-the-greek-constellations/?srsltid=AfmBOoqio-UtM9UZss6h5V8Shd4syysIWofIQc5bavnWSir3gLg00rJh.